Standar Kecantikan dan Konsep Tubuh Ideal Wanita Yang “Beracun”

Sudah berapa kali kamu sebagai wanita mendengar bahwa kecantikan diidentikan dengan tubuh ideal wanita yang langsing, kulit yang putih, kaki yang jenjang, serta rambut lurus terurai panjang

Lingkungan pergaulan, keluarga, dan masyarakat umum membentuk standar kecantikan berupa definisi fisik yang akhirnya mau tidak mau membuat wanita berusaha untuk “memenuhi” standar tersebut.

Fenomena standar kecantikan dan tubuh ideal wanita salah satunya disebabkan karena adanya anggapan bahwa perempuan cantik adalah perempuan yang sempurna secara fisik serta memiliki daya tarik di mata lelaki.

Baca Juga: Lebih dari Pelembap, Berikut Manfaat Serum Wajah yang Wajib Kamu Ketahui

Tapi, tahukah kamu bahwa standar kecantikan dan tubuh wanita ideal ini selalu berubah-ubah sepanjang waktu? Setidaknya ada 10 gambaran tubuh ideal wanita yang berubah dari masa ke masa, dari jaman mesir kudo hingga jaman sekarang ini.

Dan dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin mutakhir, standar kecantikan dan tubuh ideal wanita semakin menjadi beracun baik untuk kalangan wanita sendiri maupun masyarakat secara umum.

Standar Tubuh Ideal Wanita Selalu Ada, Namun Terus Berubah Seiring Jaman

Standar Tubuh Ideal Wanita
Photo: brillio.com

1. Mesir Kuno (1292 - 1069 SM)

Memiliki tubuh yang ramping dengan bahu sempit menjadi strandar tubuh ideal wanita Mesir Kuno. Dengan bentuk wajah simetris, tatanan rambut para wanita Mesir biasanya didominasi dengan rambut panjang berwarna gelap.

2. Yunani Kuno (500 - 300 SM)

Sementara para wanita dari Yunani Kuno memiliki tubuh yang seksi dengan kulit yang terang. Tak hanya itu saja, tubuh ideal wanita Yunani Kuno tegap seperti laki-laki.

3. Dinasti Han (206 SM - 220)

Untuk para wanita yang hidup dimasa Dinasti Han, tubuh ideal wanita yang harus mereka miliki adalah tubuh yang ramping, berkulit putih, bola mata besar, dan kaki yang kecil. Sementara untuk tatanan rambut, biasanya disanggul ke atas.

4. Italian Renaissance (1400 - 1700)

Kesan “seksi” yang dipercayai jaman sekarang mulai muncul sejak jaman Italian Renaissance ini. Tubuh ideal wanita adalah bentuk payudara yang besar, kulit putih, bokong besar, dan rambut ikal.

5. Victorian England (1837 - 1901)

Memiliki bentuk tubuh yang berisi membuat para wanita Victorian England biasanya akan menggunakan korset dalam kesehariannya. Hal ini dilakukan demi memenuhi standar tubuh ideal wanita yang berlaku pada saat itu. 

Bentuk tubuh ideal wanita akan lebih tercapai dengan korset yang membuat bagian pinggang menjadi kecil sehingga membuat bagian pinggul dan dada lebih besar. Tren korset ini merupakan salah satu tren yang sangat digandrugi meski dinilai tidak baik dari segi medis.

6. Roaring Twenties (1920an)

Tubuh ideal wanita yang dipercayai di jaman ini adalah bentuk pundak yang rata, pinggang ramping, dan bentuk tubuh tegap layaknya seorang pria. Sementara untuk tatanan rambut, didominasi oleh potongan bob pendek dengan poni depan.

7. Golden Age Of Hollywood (1930an - 1950an)

Marilyn Monroe adalah ikon tubuh ideal wanita di jaman ini. Berbeda dengan sebelumnya, tubuh ideal wanita bukanlah yang ramping atau berpinggang kecil. Wanita pada jaman ini akan merasa cantik jika mereka memiliki pot belly atau perut buncit, dengan bokong dan payudara yang juga besar.

8. Swinging Sixties (1960an)

Masuk ke jaman 1960an, bentuk fisik yang ramping, kurus, dan tinggi menjadi standar kecantikan tersendiri bagi para wanita.

9. Heroin Chic (1990an)

Di tahun 1990an, para wanita memiliki standar kecantikan dan tubuh ideal tersendiri yaitu berambut panjang ikal dengan bentuk tubuh yang sangat kurus. Tak heran jika di zaman ini banyak model wanita yang bertebaran di atas catwalk.

10. Postmodern Beauty (2000an - sekarang)

Sedangkan untuk saat ini, kiblat tubuh ideal wanita seakan terbagi dua. Salah satunya masih terpengaruh dengan tren heroin chic di tahun 1990an, ikon-ikon tubuh ideal wanita ini adalah model-model Victoria Secret yang mayoritas memiliki tubuh kurus dan dada yang kecil.

Sedangkan satunya lagi lebih mengarah pada jaman Victoria England yang menjunjung tinggi pinggul dan dada besar dengan pinggang kecil dan kaki jenjang. Bokong yang besar atau “thick butt” disebut menjadi ikon tubuh ideal wanita yang bisa anggap seksi. 

Standar Tubuh Ideal Wanita Yang “Beracun” dan Mulainya Gerakan Positifitas Tubuh

Standar kecantikan dan tubuh ideal wanita menjadi semakin “beracun” diiringi berkembangannya jaman. Banyak wanita yang sangat berusaha untuk menimbulkan persepsi cantik di mata orang lain tanpa memikirkan hal lain lagi yang bisa saja lebih krusial. 

Atas dasar memperbaiki fisik, banyak wanita mengambil jalan singkat nan mahal dengan operasi plastik, ada pula yang rela untuk melakukan program diet ketat. 

Dalam sebuah studi dijelaskan bahwa diet karena ingin memenuhi standar kecantikan fisik turut memberikan kontribusi terhadap terjadinya masalah psikologis di kalangan wanita khususnya para remaja.  

Baca Juga: Enggak Perlu Operasi! Berikut 13 Cara Meniruskan Pipi dengan Cepat dan Aman

Standar kecantikan dan tubuh ideal wanita yang ada di masyarakat telah mengubah seseorang dalam melihat citra tubuhnya menjadi negatif. Akibatnya, banyak wanita yang menganggap diri mereka buruk hingga berpengaruh pada kepercayaan diri dan psikologinya. 

Beberapa permasalahan yang terjadi akibat standar kecantikan dan tubuh ideal wanita diantaranya gangguan depresi, kehilangan kepercayaan diri, gangguan makan, hingga gangguan ketidakpuasan diri terhadap penampilan tubuh (Body Dysmorphic Disorder/BDD). Gangguan tersebut tersebut membuat seseorang terus merasa cemas dengan kekurangan fisik minor atau kekurangan imajiner dirinya. 

Salah satu ciri orang dengan BDD adalah selalu memperhatikan bentuk tubuh di depan cermin. Mereka juga akan menghabiskan banyak waktu di depan cermin untuk berdandan demi menutupi kekurangannya, tetapi tetap tidak akan pernah puas.

Fenomena ini lalu menimbulkan gerakan positivitas tubuh yang gencar dicanangkan dan disebarkan lewat media sosial. “Love your body” adalah slogan yang paling sering digunakan dalam gerakan ini.

Gerakan positivitas tubuh juga didukung oleh viralnya kisah-kisah wanita yang “berbeda” namun berhasil menjadi ikon kecantikan yang dipuja banyak orang. Kisah-kisah ini mendapat respon yang sangat positif sebab sebagian ikon kecantikan yang “berbeda” ini dulunya sering kali diolok kareana “perbedaannya”.

Positivitas tubuh bertujuan untuk menantang standar kecantikan yang dangkal dan menganjurkan penerimaan dan apresiasi tubuh dalam segala bentuk, ukuran, dan penampilan. Akun-akun positivitas tubuh atau BoPo di media sosial seperti @bodyposipanda (dengan lebih dari 1 juta pengikut), sudah lumayan populer di Instagram.

Pencarian tagar #bodypositive menunjukkan hampir 9 juta konten, dan #effyourbeautystandards (dipopulerkan oleh aktivis positivitas tubuh Tess Holiday) menunjukkan hampir 4 juta konten.

Sebuah analisis isi mengenai konten tubuh-positif di Instagram menunjukkan bahwa konten-konten ini memang menunjukkan berbagai bentuk dan penampilan tubuh. Konten ini meliputi hal-hal seperti swafoto (selfie) perempuan yang bangga menunjukkan lipatan perut dan selulitnya.  

Ada juga perbandingan foto tubuh “asli” vs “editan” yang bermaksud untuk mempromosikan kesadaran akan umumnya penggunaan Photoshop di Instagram dan industri kecantikan. Banyak juga kutipan menyayangi diri sendiri alias “love yourself” serta gambar-gambar yang menunjukkan fungsionalitas tubuh untuk menekankan betapa lebih pentingnya kesehatan tubuh daripada bentuk luarnya.

Meski belum berhasil untuk menghapus total standar kecantikan dan tubuh ideal wanita yang sudah ada selama ribuan tahun, gerakan semacam ini sangat membantu kaum wanita untuk lepas dari tuntutan memenuhi standar kecantikan dan lebih mencintai dirinya sendiri.
0 Komentar untuk "Standar Kecantikan dan Konsep Tubuh Ideal Wanita Yang “Beracun”"

Back To Top